https://www.instagram.com/reza_rezaee_1962/
TamanPendidikan.com - Seekor ular anaconda dibuat kaget dengan kemunculan tiba-tiba seekor kukang di atas kepalanya. Uniknya, ular pembelit mematikan ini dibuat kikuk oleh si kukang yang tersohor sebagi hewan lamban.
Kukang yang masih banyak ditemukan di Brazil dan Panama itu bergerak sangat lambat, akibat sistem metabolisme tubuh yang mereka miliki berbeda dari kebanyakan hewan lain. Metabolisme kungkang sangat rendah sehingga menyebabkan pergerakan yang dilakukannya pun menjadi sangat sedikit. Kalau dihitung rata-rata per hari, seekor kukang ternyata hanya bergerak sejauh 40 meter.
Video kukang yang melangkahi kepala ular anaconda ini diunggah oleh akun @reza_rezaee_1962 di instagram. Video yang berdurasi singkat itu, mula-mula hanya menampilkan sesosok anaconda jumbo yang sedang melintasi hutan. Lalu, tiba-tiba ada seekor kukang yang mendekat ke arah anaconda.
Entah disengaja atau tidak, yang jelas kukang dalam video itu tampak begitu santai, tenang, dan tetap bergerak lambat saat berjumpa dengan anaconda. Kukang itu bahkan dengan berani melangkahi kepala anaconda.
Saat kaki kukang mengenai tubuh sang anaconda, ular itu tampak belum menyadari kehadiran kukang. Namun, saat kaki kukang mengenai bagian kepala anaconda, barulah ular itu bereaksi dengan memundurkan kepalanya dengan gestur menjauh. Namun menariknya, kukang dalam video sama sekali tidak terpengaruh dengan respon ular besar itu. Ia tetap bergerak lambat untuk melanjutkan perjalanannya tanpa mau ditunda oleh anaconda.
Meski seekor kukang lamban, sejatinya kukang termasuk hewan yang mampu menghasilkan bisa (racun). Hewan itu memiliki bisa yang digunakan untuk mempertahankan diri dari musuh. Bisa tersebut dihasilkan dari lengan bagian dalam yang mudan dimasukan ke dalam mulut hingga bercampur dengan air liur sebelum menyerang dengan gigitan. Serangan kukang itu dilaporkan mampu menyebabkan alergi serius, kejang, demam, hingga pingsan.
Mungkin anaconda dalam video sudah tahu kalau kukang termasuk hewan berbisa. Ia memilih tak menyerang atau memangsa si kukang, untuk menghindari bahaya akibat bisa yang dihasilkan oleh kukang.
