Mendikbud: Sistem Pendidikan dapat Mengakomodasi Keberagaman di Indonesia

"Sistem Pendidikan dapat Mengakomodasi Keberagaman di Indonesia"

Edukasi | 19 October 2020, 09:10
Mendikbud: Sistem Pendidikan dapat Mengakomodasi Keberagaman di Indonesia

TamanPendidikan.com - Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia memiliki beragam suku, budaya dan bahasa. Dikutip dari brainly.co.id, jumlah suku yang ada di Indonesia sebanyak 1340 suku, jumlah bahasa sebanyak 742 bahasa daerah dan jumlah budaya sebanyak 7241 karya budaya.

Keberagaman ini menjadi nilai unggulan tersendiri bagi Indonesia yang harus dimasukkan ke dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia harus memperhatikan letak geografis suatu daerah.

Penilaian hasil pendidikan di Indonesia tidak bisa dilakukan dengan menggunakan sistem standarisasi. Setiap daerah di Indonesia memiliki banyak perbedaan. Baik itu perbedaan kompetensi, budaya, adat, sarana dan prasarana.

Nadiem berpendapat bahwa “memaksakan suatu standarisasi di setiap tahun pembelajaran di kurikulum tidak masuk akal. Setiap sekolah dan daerah memiliki level kompetensi yang berbeda, baik itu literasi, numerisasi maupun hal lainnya.” Hal ini disampaikan pada Webinar dengan tema “Reformasi Pendidikan Nasional,” pada (6/5/2020).

Dikutip Taman Pendidikan dari YouTube KEMENDIKBUD RI, pada Sabtu (16/5/2020) berikut cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan sistem pendidikan yang benar-benar mengakomodasi keberagaman di Indonesia menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

1. Kearifan lokal
TamanPendidikan.com

Foto: Pixabay

Kearifan lokal sangatlah penting karena tidak bisa dihilangkan. Dalam pembelajaran, pemahaman tentang konsep lokal sangat penting. Kontes kearifan lokal bertujuan supaya siswa dapat mengetahui alasan mempelajari suatu materi pelajaran dan siswa dapat mengetahui manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari suatu materi pelajaran. Oleh karena itu, Kurikulum harus mengakomodasi kontes kearifan lokal ini.

2. Kurikulum harus seperti supermarket
TamanPendidikan.com

Foto: Pixabay

Setiap sekolah dan daerah memiliki level kompetensi yang berbeda, baik itu tingkat literasi, numerisasi maupun hal lainnya. Kurikulum harus seperti supermarket. Guru bisa mencari materi yang pas bagi siswanya. Nadiem mengatakan bahwa guru harus diberikan fleksibilitas untuk menentukan mengajar di level yang benar. Guru juga harus diberikan assesment untuk bisa mengukur level siswanya.

3. Keberagaman skil
TamanPendidikan.com

Foto: Pixabay

Tidak semua kinerja siswa harus diukur dengan angka. Bisa melalui berbagai aktivitas maupun ekstrakurikuler di luar sekolah. Aktivitas ini harus diberikan pengakuan dan dilengkapi sarana supaya aktivitas tersebut bisa menjadi bagian dari proses pendidikan anak, bukan hanya bagian dari tugas ekstra saja. Aktivitas, lomba, minat dan bakat siswa harus terakomodasi.

4. Pemerataan teknologi
TamanPendidikan.com

Foto: Pixabay

Pemerataan teknologi merupakan kebutuhan penting untuk mengatasi keberagaman di Indonesia. Teknologi mempunyai potensi meratakan akses atau kesempatan untuk mendapatkan materi yang sama dan pembelajaran yang sama.

Kementrian Pendidikan dan Kementrian instansi yang lain harus memastikan seluruh sekolah di Indonesia memiliki akses internet dan fasilitas yang memadai. Pemerataan teknologi ini bertujuan untuk mengatasi kebaragaman di Indonesia.


Baca Berita yang lain di Google News


Story

Artikel Pilihan

Artikel Terpopuler


Daun Media Network