Foto: Instagram/@mountnesia
TamanPendidikan.com - Pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah terus mensosialisasikan supaya masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan, termasuk aturan physical distancing.
Acara yang melibatkan banyak orang tidak boleh dilakukan secara tatap muka guna mencegah penularan Covid-19. Banyak acara yang terpaksa dibatalkan atau dilangsungkan secara online guna mencegah penularan Covid-19.
Imbauan mentaati protokol kesehatan ini pun turut dipatuhi oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim (STIKBA) Jambi. STIKBA Jambi melangsungkan seremoni kelulusan mahasiswanya sesuai dengan aturan protokol kesehatan. Namun tidak mau perayaan seremoninya dilakukan biasa-biasa saja, STIKBA Jambi memilih konsep yang unik bahkan tidak pernah ada sebelumnya.
Prosesi wisuda STIKBA Jambi tidak dilakukan di kampus maupun di gedung melainkan dilangsungkan di puncak Gunung Marapi. Mereka melangsungkan prosesi wisuda lengkap dengan mengenakan toga. Gunung tersebut terletak di Sumatera Barat dengan ketinggian 2.891 Mdpl.
Ketua STIKBA Jambi, perwakilan senat, dan seorang perwakilan mahasiswa mendaki gunung sebelum hari kelulusan tiba.
Dikutip dari situs stikba.ac.id, proses wisuda tersebut dilaksanakan pada Kamis, 12 November 2020 dan diikuti oleh 223 peserta wisudawan dari gedung Abdi Convention Center Jambi. Sementara ketua STIKBA Jambi berada di puncak Gunung Marapi.
Wisuda yang dilakukan di puncak Gunung Marapi tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari pihak Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
"Prosesi Wisuda hari ini menjadi sangat istimewa karena Pihak Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan 2 Sertifikat Penghargaan, 1 Sertifikat diberikan kepada Institusi STIKBA Jambi dan 1 Sertifikat kepada Ketua STIKBA Jambi secara pribadi atas Rekor Prosesi Wisuda Pertama dari Puncak Gunung," dikutip dari laman stikba.ac.id pada Selasa (24/11/2020).
Tak perlu waktu lama, proses wisuda ini langsung viral di media sosial dan tuai beragam komentar.
"Rektornya mantap," tulis akun @novianhnn.
"Wisuda anti mainstream," tulis akun @jelajah_pendaki
