Mancing di Sungai, Angler Ini Malah Stike Buaya Senyulong yang Langka

"Seekor buaya kurus yang ternyata hewan langka terjerat kail milik seorang angler memancing di sungai."

Viral | 06 November 2022, 09:01
Mancing di Sungai, Angler Ini Malah Stike Buaya Senyulong yang Langka

TamanPendidikan.com - Seekor buaya yang sangat kurus terjerat kail milik seorang angler yang sedang mancing di sungai. Buaya tersebut tergolong langka dan hampir punah.

Buaya dalam video unggahan @irvan_popay tersebut adalah buaya senyulong. Buaya sepit atau Senyulong  ini tersebar di daerah Malaysia dan Indonesia, seperti misalnya di pedalaman Sulawesi, Sumatra maupun Kalimantan.

Nampak buaya senyulong ini, muncul di permukaan air usai tercerat kail. Buaya ini mengangakan mulutnya lebar-lebar. Di kolom komentar video, sejumlah warganet salah menyangka buaya tersebut merupakan buaya kurang makan.

TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/irvan_popay/

"Puasa berapa bulan itu buaya😂," ujar akun @kenbrayen.

"Buayanya kurus banget ini pasti sering di ghosting😂," gurau akun @ahdan.abidin.

Meskipun sebagian besar warganet mengomentari unggahan tersebut dengan gurauan dan candaan, tetapi masih ada beberapa warganet yang sadar kalau buaya dalam video termasuk jenis

"Itu gharial bang lepas lagi itu hewan dilindungi loh," tulis akun @rlortant.

"Jangan sebut lokasi bang, diburu punah nanti," ujar akun @dmsbm_.

TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/irvan_popay/

Buaya sepit atau Senyulong ini ini termasuk satwa pemalu yang jarang terlihat oleh manusia. Mereka dapat ditemui di air yang cenderung tenang dan bergerak lambat, seperti rawa, danau dan sungai dengan air tenang. Ukuran tubuh buaya Senyulong cenderung lebih kecil dan pendek daripada buaya biasa. 

Panjang maksimal tubuhnya hanya 3,5 m sudah termasuk panjang moncongnya. Senyulong ini memiliki warna tubuh yang cenderung lebih gelap, yaitu kecoklatan dengan bercak hitam terutama pada rahang.

Menurut Daftar Merah IUCN, populasi senyulong di dunia kurang dari 2.500 individu, membuat mereka masuk ke dalam spesies terancam punah. Jumlah mereka terus berkurang sebesar 30-40% karena pembukaan lahan hutan hujan dan rawa. Mereka juga sering diburu untuk diambil kulit, daging dan telurnya untuk dikonsumsi.


Baca Berita yang lain di Google News


Story

Artikel Pilihan

Artikel Terpopuler


Daun Media Network