https://www.instagram.com/reel/Cs25ZbUoCL9/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==
TamanPendidikan.com - Kuil hanoman di India ini dijaga oleh dua ekor ular kobra. Ular berbisa mematikan berjaga di depan patung Dewa Hanoman, persis di bawah kaki kesatrian kera putih, putra dari Batara Bayu dan Anjani, keponakan dari Subali dan Sugriwa,
Di kuil hanoman itu, sebagian masyarakat India akan melakukan pemujaan dan penyembahan terhadap Dewa Hanoman. Bagi masyarakat India, Dewa Hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.
Istilah kuil berasal dari bahasa Tamil ‘koil’ yang artinya bangunan untuk ritual dan pengorbanan. Ddalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kuil adalah bangunan tempat memuja (menyembah) dewa. Kuil merupakan tempat sakral yang menjadi tempat peribadatan. .
Penampakan sepasang ular yang berjaga di kuil dewa hanoman itu diunggah oleh akun @rake.shcah. Melalui video yang viral itu, terlihat sebuah kuil Dewa Hanoman yang tampak gagah. Mengingat itu adalah sebuah kuil, maka ada beberapa bekas pemujaan yang tampak berserakan di bawah kaki sang Dewa.
Namun, yang membuat video ini berujung viral bukan sebatas itu. Melainkan, sosok penjaga yang menghadang di depan kuil dewa Hanoman itulah yang sukses menarik perhatian warganet.
Sosok penjaga kuil Dewa Hanoman dalam video adalah dua ekor ular kobra. Bak pinang yang dibelah dua, ular penjaga itu benar-benar sangat mirip. Bisa jadi kedua ular itu memang bersaudara dan diletakkan di depan kuil Dewa Hanoman untuk menjaganya.
Dengan tubuh yang ditegakkan, ular-ular itu seolah memberi tahu sang perekam video dan masyarakat sekitar untuk berhati-hati dan tidak boleh sembarangan dalam beribadah dan memuja sang Dewa.
Melansir dari laman Antvklik.com, bagi umat Hindu khususnya di India sana, ular memiliki makna simbolis tertentu yang dimaknai lebih kompleks. Ular dianggap melambangkan tiga siklus penciptaan, yaitu proses penciptaan, kehidupan dan kematian. Oleh karena itu, masyarakat India menganggap ular kobra bukan sebagai sumber bahaya, melainkan sebagai pertanda yang ditunjukkan oleh sang Dewa.
